14.35
0
Sayap rapuh yang terlipat,Kau hanya sedikit lelah terhadap langit yang terlampau biru
Jangan lagi memaksakan tersenyum demi seseorang
Tersenyumlah demi dirimu sendiri

Kesepian yang masih mengendap-endap, lilin yang menyala di dalam diri
Pesta yang ramai, tempat lilin yang mewah
Di sisi lain, apa yang harus kuisi pada kekosongan kata-kata yang kurang?
Aku tak mengerti…

Selama bisa berenang dalam mimpi kita yang dicela (oleh orang lain), Kita tidak membutuhkan langit seperti itu
Meski aku tak bisa melukiskan hal yang kualami sampai hari kemarin,
Aku akan tetap menghadap pada hari esok

Sayap rapuh yang terlipat, Kau hanya sedikit lelah terhadap langit yang terlampau biru
Jangan lagi memaksakan tersenyum demi seseorang
Tersenyumlah demi dirimu sendiri

Perasaan rendah diri maupun kompromi tidak bisa terwujud dengan mudah
Kelopak bunga yang terpantul di cermin ketika duduk di puncak kesadaran diri
Seperti mengumpulkan kekuatan, bagaimanapun aku meneriakkan cinta yang telah ternoda tetap saja terasa perih…

Dalam waktu yang berputar, pada akhirnya, luka yang menganga akan meninggalkan bekas luka
Dirimu, tanpa menantikan semua itu…
Begitu indah dengan kesekejapanmu

Seperti jejak bulu-bulu halus yang tak berhenti berjatuhan,Harapan yang bergetar dalam cahaya matahari itu…
Saat ini, tak perlu lagi memaksakan diri untuk mencintai seseorang tanpa alasan

Terkadang ketika aku menengadah sambil berjalan di dunia ini, (Cahaya matahari itu terasa) sedikit lebih berkilauan, kan?
Ketika aku melihat ke bawah, aku seperti merasakan kesedihan
Dan permukaan tanah yang kehausan pun menyesap air mataku

Mengapa kita merasa begitu kesepian di setiap waktu?
Kita tidak harus meraih semuanya
Mengapa kita merasa begitu kesepian si setiap waktu?
Hanya bertahan takkan membuatmu berani

0 komentar:

Posting Komentar